Minggu, 17 November 2013

Cara Makan Rasulullah SAW



CARA MAKAN RASULULLAH SAW
Assalamu’alaikum wr.wb, hai saudara saudariku seiman sebangsa setanah air (hehe agak lebay,…) apa kabar hari ini ??? tentu kalian sehat kan ?? kali ini ane mau posting tentang bagaimana junjungan kita baginda Rasulullah SAW makan dari awal sampai akhir. Yuuuk kita simak tatacara Rasulullah SAW makan:
1.      Posisi duduk saat makan
Abu Juhaifah mengatakan, bahwa dia berada di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah berkata kepada seseorang yang berada di dekat beliau, “Aku tidak makan dalam keadaan bersandar.” (HR Bukhari) Yang dimaksud duduk sambil bersandar dalam hadits tersebut adalah segala bentuk duduk yang bisa disebut duduk sambil bersandar, dan tidak terbatas dengan duduk tertentu. Makan sambil bersandar dimakruhkan dikarenakan hal tersebut merupakan duduknya orang yang hendak makan dengan lahap. Ibnu Hajar mengatakan, “Jika sudah disadari bahwasanya makan sambil bersandar itu dimakruhkan atau kurang utama, maka posisi duduk yang dianjurkan ketika makan adalah dengan menekuk kedua lutut dan menduduki bagian dalam telapak kaki atau dengan menegakkan kaki kanan dan menduduki kaki kiri.” (Fathul Baari, 9/452) Tentang duduk dengan menegakkan kaki kanan dan menduduki kaki kiri terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hasan bin al-Muqri dalam kitab Syama’il. Dalam riwayat itu dinyatakan, bahwa duduk Nabi menekuk lututnya yang kiri dan menegakkan kaki kanan. Tetapi sanad hadits ini didha’ifkan oleh al-’Iraqi dalam takhrij Ihya’ Ulumuddin, 2/6.
2.      Membaca Basmalah
Dari ‘Umar bin [Abi] Salamah, bahwasanya ia mendatangi Rasulullah, dan di sisinya ada makanan. Beliau bersabda: Sebutlah nama Allah Ta’ala, makanlah apa yang ada di dekatmu. (Muttafaqun ‘alaih). Pentingnya tasmiyah (membaca bismillah) ini kian jelas dengan petunjuk Rasulullah bagi orang yang lupa membacanya. Disebutkan dalam satu hadits dari ‘Aisyah, ia berkata: Rasulullah bersabda, yang artinya: “Jika salah seorang dari kalian akan makan, hendaklah menyebut nama Allah Ta’ala. Apabila lupa menyebut nama Allah Ta’ala, hendaklah mengucapkan: ‘Bismillah awwalahu wa akhirahu’.” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani). Dalam masalah ini, hukum membaca tasmiyah adalah wajib. Jika meninggalkannya dengan sengaja, maka seseorang berdosa dan setan akan menyertainya dalam hidangan tersebut, dan pasti, tidak ada seorang pun yang ingin musuhnya bersama dia menyantap makanan miliknya. (Lihat Riyadhish-Shalihin. Syaikh Muhammad al-’Utsaimin, 2/1051). Karena, di antara manfaat membaca tasmiyah, ialah untuk menhindari campur tangan setan dalam makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi oleh seorang muslim. Sehingga ia pun akan memperoleh keberkahan dengan makanan yang disantapnya. Jika menyantap makanan atau menikmati minuman tanpa disertai membaca bismillah, berarti seseorang telah menyediakan rizki bagi Iblis (setan). Rasulullah Rasulullah menceritakan: Iblis berkata (kepada Allah): “Setiap makhluk-Mu telah Engkau terangkan rizkinya. Mana rizkiku?” Allah menjawab: “Pada makanan yang tidak disebut nama-Ku padanya”. (Lihat as-Shahihah, 708) Manakala tasmiyah tidak diucapkan, maka setan melakukan “intervensi” kepada manusia. Sehingga berakibat, keberkahan makanan yang tengah disantapnya tercabut. Yang pada gilirannya, bisa menyebabkan seseorang akan menghabiskan makanan maupun minuman yang lebih banyak dari kebutuhan. Dari ‘Aisyah, ia berkata: “Nabi makan bersama enam sahabatnya. Kemudian ada seorang Badui datang dan ikut makan (dengan) dua suapan (tanpa membaca bismillah, Pen.)”. (Maka) Rasulullah bersabda: ‘Seandainya ia mengucapkan bismillah, maka akan menjadi cukup bagi kalian’. (Dishahihkan oleh Syaikh al- Albani)
3.      Makan dengan tangan kanan
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa utusan Allah, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Bila kamu ingin makan, harus kamu makan dengan tangan kanan, dan apabila hendak minum, minumlah dengan tangan kanan, karena setan makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri." (Shahih Muslim) Sudah menjadi kebiasaan masyarakat timur untuk mendahulukan apapun perbuatan dengan tangan kanan, baik bersalaman, makan, menunjuk dan sebagainya jadi ketika kita mendengar hadits diatas bukanlah ia menjadi sesuatu yang janggal. Akan tetapi rata-rata masyarakat modern di zaman ini mulai makan dengan tangan kiri, baik di majelis-majelis resmi hingga makan di tempat-tempat ternama seperti di hotel-hotel besar. Akan tetapi Nabi berpesan agar makan menggunakan tangan kanan dan siapa yang makan menggunakan tangan kiri, mereka mengikuti praktek setan. Melihat peradaban barat yang menyuap makanan dengan tangan kiri malah itu juga diikuti oleh elit bangsa kita di majlis-majlis "high level", pasti ada hikmah mengapa Nabi melarang melakukannya.


4.      Makan dengan tiga jari dan menjilatinya setelah selesai
Rasulullah SAW selalu makan dengan ketiga jarinya. Setelah selesai makan, Rasulullah SAW pun akan menjilati ketiga jarinya itu. (HR Muslim) Ketika pertama kali membayangkan cara makan dengan menggunakan tiga jari itu, mungkin kita akan merasa bahwa hal itu tidak mungkin kita lakukan apalagi jika harus menjilatnya.
Sebagian orang yang bergaya hidup mewah tidak suka menjilat jari-jarinya karena menurutnya, dia merasa jijik dengan perbuatan tersebut. Padahal jika kita telah mencobanya sekali saja, lalu kita benar-benar melakukannya dengan seksama, kita akan terkagum-kagum dan merasa bingung dengan apa yang kita lakukan.
Rasulullah selalu makan menggunakan tiga jari, karena saat itu tidak menemukan hal lain selain jari yang dapat dipastikan bersih sehingga dapat dipergunakan untuk makan. Kemudian Rasulullah menjilat jari-jari karena menurutnya kita tidak tahu di bagian mana dari makanan kita yang mengandung berkah. Dengan demikian makan dengan tiga jari dan menjilatnya merupakan upaya mengikuti sunnah Rasul dan bernilai ibadah.
Tetapi Apakah tidak boleh dengan empat atau lima jari? Sebenarnya tidak harus menggunakan tiga jari saja. Makan menggunakan lebih dari tiga jari diperbolehkan jika makanan itu mengandung kuah atau sejenisnya yang tidak mungkin dimakan dengan tiga jari.
5.      Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan daging (makanan utama).
Hal ini sebagai upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni surga. Dalilnya adalah Qur’an surat al-Waqi’ah ayat 20-21: ”Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan”.
6.      Mencuci mulut (berkumur) sebelum dan setelah makan.
Hal ini dimaksudkan untukmembersihkan gigi dari sisa makanan dan bakteri. Secara khusus beliau menekankan pentingnya berkumur setelah minum susu: ”Berkumurlah kalian setelah minum susu, karena di dalamnya mengandung lemak”. (HR. Ibnu Majah)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar